Suatu saat, yang entah kapan, jika hujan membuatmu
merindukanku, bermainlah di bawahnya, di sana ada aku yang turun bersama
derasnya yang basah.
Saat kau dengar bunyi gerimis jatuh di atap rumahmu,
ingatlah aku. Cinta memang tak perlu berisik kan, Tuan. Serupa
doa-doaku pada Tuhan.
Ini hujan kesekian kalinya, untuk rindu yang entah sudah ke berapa kalinya.
Hujan reda, tapi tidak dengan dinginnya, tidak
dengan genangannya. Sama seperti kita. Mereda, tapi tidak dengan
kenangannya, tidak dengan rindunya.
Hujan kembali datang. Rindu kembali menyerang. Hati kembali meradang.
Kau tahu, siang ini hujannya hening. Airnya jatuh kecil-kecil. Memecundangiku yang tengah rindu bergemuruh; rusuh.
Ah. Aku denganmu saja. Menyantap semangkuk bakso dan
jus mangga. Biarkan hujan menyelesaikan tugasnya, kita selesaikan saja
rindu yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar