Sidang Paripurna DPR Ricuh

 This entri created on Saturday (30/3) morning ;)
Hello my faithful readers.. :)
Sebenernya ini postingan yang tertunda 2 hari, karna ada gangguan.
Selamat berjumpa lagi. di sini. di blog saya yang masih berantakan. Maaf, belum di sapu, di pel, di lap, de el el, jadinya berantakan.

Di pagi yang cerah ini *duile! , sebenernya sih gue masih ngantuk, bener-bener NGANTUK!! -___-"
Gimana nggak! nungguin rapat paripurna DPR untuk mutusin masalah kenaikan harga BBM dari jam 10 pagi sampe jam 1 tadi malem. *bukannya nggak ada kerjaan sih, tapi pengen tau aja, gimana sih kondisi internal gedung DPR itu sendiri selagi rapat paripurna yg molor waktu, sedangkan di luar sono rakyat, warga, mahasiswa, buruh, ato apapun lah itu namanya udah demo berhari-hari, perwakilan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia rela datang jauh-jauh buat nyalurin pendapat mereka.
*) BBM = Bahan Bakar Minyak bukan Blackberry Messengerr yak! :D

Eh, tapi nih, yang paling kebangetan udah dateng jauh-jauh mereka malah di kecewakan oleh penanganan proses pengambilan keputusan yang molor waktu.  Awalnya rapat paripurna pembahasan kenaikan BBM itu bakal dimulai pukul 10.00 WIB (29/3). But, sampe jam 11 nggak juga di mulai. Nggak taunya di undur sampe jam 13.30 seusai salat jumat, tapi kenyataannya jam 14.15 WIB tuh rapat baru di mulai. ckckck

Well, lanjut ke rapat.. 
Awalnya Pak Marzukie Ali, Sang Ketua DPR sekaligus pemimpin sidang memulai mukodimahnya, lalu dilanjutin dengan pembacaan laporan oleh Pimpinan Banggar -maaf pak lupa namanya- yang puanjaaaang buangettt, JUJUR, gue tetep nggak ngerti -_-". Sementara demonstran yang saat itu berada di depan gedung DPR mencoba merobohkan gerbang/pagar gedung tersebut dengan berbagai cara.

Seusai pembacaan laporan, sidang di mulai dengan penyampaian pendapat masing" partai mengenai masalah kenaikan harga bbm. Beberapa di antaranya kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut, tapi sebagian lagi pro. Tapi, kalo gue pribadi sih 'kontra', karna menurut gue nih, kenaikan harga bbm di pasar internasional tu bukan satu" alasan kuat yang paling utama buat pemerintah menaikkan harga bbm di Indonesia. Lagi pula, masih banyak anggaran belanja negara yang digunakan tidak semestinya. Contoh soal : Kursi (tempat duduk) DPR yang bakal ngimpor dari negara lain. Tuh, apa nggak berlebihan ^_-

Saat jarum jam menunjukkan pukul 15.15 (kalo nggak salah :D), sidang paripurna *yang selama ini gue nanti-nantikan karna kericuhannya* di skors sementara oleh sang pimpinan untuk mengadakan lobi terlebih dahulu sebelum memutuskan masalah tersebut. Yaah! waktu itu terus jalan pak, nggak nunggu-nunggu lagi! Inget tuh! Akhirnya lobi selesai kurang lebih pukul 18.30 -cukup lama-.

Jam 19.00, Pak Marzukie Ali, yang konon katanya asal Palembang dan suaminya Bu Asmawati ini meminta pendapat para peserta sidang (DPR). Di luar sono, water cannon bersiap siaga menyemprotkan gas air mata miliknya ke arah pengunjuk rasa. Sontak mereka mundur dari gedung DPR, dan aparat keamanan berhasil memukul mundur demonstran saat itu. Namun, mereka (demonstran) nggak nyerah gitu aja, meski diberi gas air mata, mereka tetep setia dan sabar menunggu hasil keputusan DPR saat itu. Kondisi sekitar : Jalan umum masih di blokade dan Jalan tol kota Jakarta di tutup untuk sementara

Kembali ke Si...dang!
Setelah kira-kira waktu isya, argumen dari masing" partai di dengarkan dengan seksama oleh Pak Marzukie, namun terjadi perdebatan hebat antar anggota DPR itu sendiri. Partai yang pro terhadap kenaikkan BBM antara lain : Demokrat, PAN, Golkar, PKS, PKB, PPP. Sedangkan yang kontra : PDIP, Hanura dan Gerindra
  
Dimana-mana terdengar kata-kata "Pimpinan, Interupsi pimpinan..!," sampe bossyyeen gue dengernya. Gimana nggak coba, berulang kali kata itu di ucapkan oleh banyak pihak dan dalam waktu bersamaan. Malah! ada yang nyanyi lagu Mbah Surip "Tak gendong kemana-mana" keras-keras pake mic pula! Haduh-haduh-haduh. Tolong hargai argumen dan orang yang lagi ngomong dong! Masak kayak anak TK aja. *Pliss deh Pak :O

Pukul 23.00 WIB, Pak Marzukie berinisiatif mengadakan voting terbuka untuk memutuskan masalah ini. Opsi yang tersedia, yaitu : 1. Opsi 1, Pasal 7 ayat 6 tetap, tidak di ubah dan tak di tambah <-- ini berarti harga BBM tak naik . 2. Opsi 2, Pasal 7 ayat 6 tetap, namun di tambah ayat 6 a <-- berarti pemerintah bakal menaikkan harga BBM nasional jika harga di pasar internasional naik lebih dari 15 %, namun saat ini baru mencapai +- 7 %.

Jam 00.00 WIB voting belum juga kelar, sebagian besar anggota rapat setuju menambah waktu 1 jam lagi hingga 01.00 WIB dini hari. OK! Gue relain waktu sejam lagi deh untuk nungguin hasil rapat. Hasilnya : Opsi 1 dipilih oleh 82 anggota DPR, 356 orang setuju Opsi 2 dann sisanya, 93 orang memilih walk out, mungkin krna opsi nggak sesuai keinginan mereka.

Intinya! Sidang/rapat yang kurang lebih memakan waktu 11 jam itu berkesimpulan untuk : Tidak menaikkan harga BBM per tanggal 1 April 2012, namun pemerintah akan menaikkannya apabila kenaikan di pasar BBM internasional sudah melebihi 15 % sehingga harus menunggu 6 bulan ke depan.

Banyak demonstran yang kecewa dengan keputusan tersebut, sehingga aksi unjuk rasa masih mereka lakukan meski sidang pengambilan keputusan telah usai.

Okay. I think enough for this story.
Komentar dan saranmu untuk postingan ini ya!
Makasih ^_^
Go follow @ris_ska

PT Jurnal Bisa Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.